1.
Strategi Pengembangan
Ruang Kelas Yang Berkarakter
Bagi para
pendidikan atau calon pendidik, membuat peserta didiknya nyaman di ruang kelas
dalah hal yang tidak mudah, apalagi menciptakan rung kelas yang berkarakter.
Ini menjadi kesulitan tersendiri yang di hadapi oleh para pendidik. Butuh
strategi-strategi khusus agar dapat mengembangkan ruang kelas yang berkarakter.
Berikut adalah strategi-strategi yang kurang lebihnya harus dipelajari dan
diterapkan oleh para pendidik atau calon pendidik.
A.
Pengelolaan
Kelas
Pengelolaan kelas dalam bahasa Inggris diistilahkan sebagai
Classroom Management, itu berarti istilah pengelolaan identik dengan
manajemen.Pengertian pengelolaan atau manajemen pada umumnya yaitu
kegiatan-kegiatan meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
pengkoordinasian, pengawasan, dan penilaian. Wilford A. Weber (James M. Cooper,
1995 : 230) mengemukakan bahwa Classroom management is a complex set of
behaviors the teacher uses to establish and maintain classroom conditions that
will enable students to achieve their instructional objectives efficiently –
that will enable them to learn.
Definisi di atas menunjukkan bahwa pengelolaan kelas
merupakan seperangkat perilaku yang kompleks dimana guru menggunakan untuk
menata dan memelihara kondisi kelas yang akan memampukan para siswa mencapai
tujuan pembelajaran secara efisien. Pengelolaan kelas bukanlah masalah yang
berdiri sendiri, tetapi terkait dengan berbagai faktor. Permasalahan anak didik
adalah faktor utama yang dilakukan guru tidak lain adalah untuk meningkatkan
kegairahan siswa baik secara berkelompok maupun secara individual.
Keharmonisan hubungan guru dan anak didik, tingginya
kerjasama diantara siswa tersimpul dalam bentuk interaksi.Lahirnya interaksi
yang optimal bergantung dari pendekatan yang guru lakukan dalam rangka
pengelolaan kelas.(Djamarah 2006:179)
Sekolah sebagai organisasi kerja terdiri dari beberapa
kelas, baik yang bersifat paralel maupun yang menunjukkan penjenjangan. Setiap
kelas merupakan untuk kerja yang berdiri sendiri dan berkedudukan sebagai sub
sistem yang menjadi bagian dari sebuah sekolah sebagai total sistem.
Pengembangan sekolah sebagai total sistem atau satu kesatuan organisasi, sangat
tergantung pada penyelenggaraan dan pengelolaan kelas. Baik di lingkungan kelas
masing-masing sebagai unit kerja yang berdiri sendiri maupun dalam hubungan
kerja antara kelas yang satu dengan kelas yang lain.
Oleh karena itu setiap guru kelas atau wali kelas sebagai
pimpinan menengah (middle manager) atau administrator kelas, menempati
posisi dan peran yang penting, karena memikul tanggung jawab mengembangkan dan
memajukan kelas masing-masing yang berpengaruh pada perkembangan dan kemajuan
sekolah secara keseluruhan, setiap murid dan guru yang menjadi komponen
penggerak aktivitas kelas, harus didayagunakan secara maksimal agar sebagai
suatu kesatuan setiap kelas menjadi bagian yang dinamis di agar sebagai suatu
kesatuan setiap kelas menjadi bagian yang dinamis di dalam organisasi sekolah.
Dari uraian di atas jelas bahwa program kelas akan
berkembangan bilamana guru/wali kelas mendayagunakan secara maksimal potensi
kelas yang terdiri dari tiga unsur yakni: guru, murid dan proses atau dinamika
kelas
Kegiatan-kegiatan yang perlu dilaksanakan dalam pengelolaan
kelas antara lain sebagai berikut :
1.
Mengatur tempat
duduk peserta didik
2.
Menghidupkan
kegiatan kelas
3.
Mengatur situasi
kelas secara teratur dan tertib
4.
Mengecek kehadiran
peserta didik
5.
Mengatur tata cara
berbicara dan tanya
jawab
6.
Memberikan tugas
kepada peserta didik dengan tertib dan lancar
7.
Mengatur
pendistribusian alat dan bahan pembelajaran
8.
Mengumpulkan hasil
pekerjaan peserta didik, memeriksa dan menilai hasil pekerjaan tersebut.
B.
CintakanLingkungan Yang Kondusif
Yang perlu diperhatikan dalam menyukseskan pendidikan yang
berkarakter di kelas adalah lingkungan yang kondusif-akademik, baik secara
fisik maupun non fisik lingkungan yang aman,nyaman dan tertib dipadukan dengan
optimism dan harpan yang tinggi,serta
kegiatan kegitan yang terpusat pada peserta didik merupakan iklim yang
membangkitkan nafsu gairah dan semangat belajar. Iklim yang demikian akan
mendorang terciptanya masyarakat belajar disekolah, karena iklim belajar yang
kondusif merupan tulang punggung dan factor pendorang yang dapat memberikan
daya tarik
tersendiri bagi proses belajar sebaliknya, iklim belajar yang kurang
menyenangkan akan menimbulkan kejenuhan dan rasa bosan.
Lingkungan yang kondusif harus ditunjang
oleh berbagai fasilitas belajar yang menyenangkansepertisarana,laboratorium,pengaturan
lingkungan,penampilan dan sikap guru,hubungan yang harmonis antara peserta
didik dengan guru dan diantara peserta didik itu sendiri.
Lingkungan yang kondusif antara lain dapat dikembangkan
melalui berbagai layanan dan kegiatan sbb:
1.
memberikan pilihan bagi peserta didik yang lambat maupun yang
cepat dalam tugas pembelajaran
2.
memberikan pembelajaran remedial bagi peserta didik yang
kurang berprestasi
3.
mengembangkan organisasi kelas yang
efektif,menarik,nyaman,dan aman bagi perkembangan potensi seluruh peserta didik
secara optimal
4.
menciptakan kerjasama saling menghargai, baikantara peserta
didik maupun antara peserta didik dengan guru
5.
melibatkan peserta didik dalam proses perencanaan belajar dan
pembelajaran
6.
mengembankan proses pembelajaran sebagai tanggung jawab
bersama antara peserta didik dan guru sehingga guru lebih banya bertindak
sebagai fasilitator dan sumber belajar.
C.
Wujudkan Guru Yang Dapat Ditiru
Guru adalah sosok yang dapat ditiru
karena guru merupakan factor penting yang besar pengaruhnya bahkan sangat
menentukan berhasil tidaknya peserta didik belajar . guru sebagai penganti
peran orang tua disekolah perlu memiliki kesadaran,pemahaman ,kepedulian dan
komitmen untuk membimbing peserta didik menjadi manusia soleh dan bertaqwa.
Fitrah kecintaan guru kepada peserta didik telah mendorong berbagai upaya untuk
menjadikan peserta didik menjadi makhluk yang lebih baik. Allah swt berfirman “
sesungguhnya hartamu dan anak anakmu hanyalah ujian ( bagimu) dan disisi allah
lah pahala yang besar” ( Q.S ath- thaghabumd : 14-15)
Guru sebagai vasilitator
setidaknya harus memiliki tujuh sikap seperti yang diidentifikasikan oleh
Rogers (dalam Knowles,1984) Sebagai berikut :
1.
Tidak berlebihan mempertahankan pendapat dan keyakinannya
atau kurang terbuka
2.
Dapat lebih mendengarkan peserta didik, terutama tentang
aspirasi dan perasaannya
3.
Mau dan mampu menerima ide peserta dddidik yang inovatif dan
kreativ bahkan yang sulit sekalipun.
4.
Lebih meningkatkan perhatiannya terhadap hubungan dengan
peserta didik seperti halnya terhadapbahan pembelajaran.
5.
Dapat menerima (feedback) baik yang positif mauapun negatif.
6.
Toleransi terhadap kesalahan yang diperbuat peserta didik
selama proses pembelajaran.
7.
Menghargai prestasi peserta didik.
Hal-hal yang perlu diperhatikan, khususnya guru baru pada
pertemuan pertama dengan peserta didik dikelas sebagai berikut :
1.
Bersikap tenang dan
percaya diri sendiri
2.
Tidak menunjukkan
rasa cemas, muka masam atau sikap yang tidak simpatik
3.
Memperkenalkan diri
4.
Melaksanakan
pembelajaran dengan lancer dan tertib
5.
Bertindak disiplin,
baik terhadap siswa maupun terhadap diri sendiri.
D.
Tumbuhkan Disiplin Peserta Didik
Disiplin diri peserta didik
bertujuan untuk membantu menemukan diri serta berusaha menciptakan suasana aman
nyamandan menyenangkan bagi kegiatan pembelajaran.
Sehingga mereka menaati segala peraturan yang
ditetapkan.
Soelaeman (1985: 77) mengemukakan bahwa guru berfungsi
sebagai pengemban ketertiban yang patut digugu dan ditiru tetapi tidak
diharapkan sikap yang otoriter.
Memerhatikan pendapat reisman dan payne (1987
:239-241) dapat dikemukaan 9 strategi untuk mendisiplikan pesrta didik sbb:
1.
konsep diri
2.
ketrampilan berkomunikasi
3.
konsekuensi logis dan alami
4.
klarifikasi nilai
5.
analisis trassaksional
6.
terapi realitas
7.
disiplin yang terintegrasi
8.
modifikasi perilaku
9.
tantangan bagi disiplin
Adapun indikator keberhasilan
Program pendidikan karakter di kelas dapat diketahui dari berbagi perilaku sehari-hari yang
tampakdalam setiap aktivitas sebagai berikut :
1.
Kesadaran
2.
Kejujuran
3.
Keikhlasan
4.
Kesederhanaan
5.
Kemandirian
6.
Kepedulian
7.
Kebebasan dalam bertindak
8.
Kecermatan atau ketelitian
9.
Komitmen
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Ada beberapa strategi yang harus dipelajari dan
diterapkan oleh pendidik untuk mengembangkan ruang kelas yang berkarakter
dengan cara bertahap yaitu, pengelolaan kelas, cintakan lingkungan yang
kondusif, wujudkan guru yang dapat ditiru,
dan tumbuhkan disiplin bagi peserta didik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar