HAKIKAT
MANUSIA DENGAN PENDIDIKAN
Hubungan Hakikat Manusia dengan
Pendidikan
A. ASAS
– ASAS KEHARUSAN ATAU PERLUNYA PENDIDIKAN BAGI MANUSIA
1.
Manusia sebagai Makhluk yang Belum
selesai.
Manusia tidak bisa menciptakan
dirinya sendiri, beradanya manusia di dunia bukan juga karena hasil evolusi
tanpa Pencipta sebagaimana diyakini penganut
Evolusionisme, melainkan sebagai ciptaan Tuhan. Manusia bereksistensi
di dunia. Artinya, manusia secara aktif “mengadakan” dirinya, tetapi bukan
dalam arti menciptakan dirinya sebagaimana Tuhan menciptakan manusia, melainkan
manusia harus bertanggung jawab atas keberadaan dirinya, ia harus bertanggung
jawab menjadi apa atau menjadi apa nantinya. Berinteraksi berarti merencanakan,
berbuat, dan menjadi sehingga dengan demikian setiap manusia dapat menjadi
lebih atau kurang dari keadaannya. Dalam kalimat lain dapat dinyatakan bahwa
manusia bersifat terbuka, manusia adalah makhluk yang belum selesai mengadakan”
dirinya.
2.
Tugas dan Tujuan Manusia adalah
Menjadi Manusia.
Sejak kelahirannya manusia memang
adalah manusia, tetapi tidak secara otomatis menjadi manusia dalam arti dapat
memenuhi dalam berbagai aspek hakikat manusia. Sebagai individu atau pribadi,
manusia bersifat otonom, ia bebas menentukan pilihannya, tetapi bahwa bebas itu
selalu berarti terikat pada nilai-nilai tertentu yang menjadi pilihannya dan
dengan kebesan itulah seseorang pribadi wajib bertanggung jawab serta akan
diminta pertanggungjawabannya. Sebab itu, tiada makna lain bahwa berada sebagai
manusia adalah mengemban tugas dan mempunyai tujuan untuk menjadi manusia, atau
bertugas mewujudkan berbagai aspek hakikat manusia. Karl Jaspers menyatakan dalam
kalimat: “ to be a man is to become a man”, ada sebagai manusia adalah menjadi
manusia (Fuad Hasan,1973). Implikasinya jika seseorang tidak selalu
berupaya untuk menjadi manusia maka ia
tidaklah berada sebagai manusia.
3.
Perkembangan Manusia Bersifat Terbuka.
Manusia dilahirkan ke dunia dengan
mengemban suatu keharusan untuk menjadi manusia, ia diciptakan dengan susunan
yang baik dan berbagai potensial untuk menjadi manusia. Namun demikian, dalam
kenyataan hidupanya, perkembangan manusia bersifat terbuka atau mengandung berbagai kemungkinan.
Manusia mungkin berkembang menjadi manusia yang sesuai kodrat dan martabat
kemanusiaannya atau sebaliknya mungkin pula ia berkembang ke arah yang kurang
sesuai bahkan tidak sesuai dengan kodrat dan martabat kemanusiaannya
.
Anne
Rollet mengemukakan bahwa bahwa sampai
tahun 1976 para etnolog telah
mencatat kira-kira 60 anak-anak buas di seluruh dunia.Tidak diketahui bagaimana
asalnya anak-anak tersebut hidup dan dipelihara oleh binatang.Ada yang hidup
dengan serigala, kijang, kera.Anak-anak tersebut berperilaku layaknya hewan
tidak berpakaian, agresif untuk menyerang dan menggigit, tidak dapat tertawa,
ada yang tidak dapat berjalan tegak dan tidak berbahasa layaknya manusia.
Jadi
kemampuan berjalan dengan dua kaki, kemampuan berbicara,kemampuan berperilaku
lainnya yang lazim dilakukan manusia yang berkebudayaan, tidak di bawa manusia
sejak kelahirannya.
Demikian halnya dengan kesadaran
akan tujuan hidupnya, kemampuan hidup sesuai individualitas, sosialitasnya,
tidak di bawa manusia sejak kelahirannya, melainkan harus diperoleh manusia
melalui belajar, melalui bantuan berupa pengajaran, bimbingan, latihan, dan
kegiatan lainnya yang dapat dirangkum dalam istilah pendidikan.“ Man can
become man through education only”, demikian pernyataan Immanuel Kant dalam
teori pendidikannya.
B.ASAS – ASAS KEMUNGKINAN PENDIDIKAN
Atas dasar studi fenomenologis yang
dilakukannya, M.J. Langeveld (1980) menyatakan bahwa "manusia itu sebagai animal educandum, dan ia memang adalah
animal educabile. Jika kita
mengacu kepada uraian terdahulu tentang sosok manusia dalam berbagai
dimensinya,ada& asas antropologi yang mendasari kesimpulan bahwa
manusia mungkin dididik yaitu :
1.
Asas Potensialitas
Telah dikemukakan berbagai potensi
yang dimiliki oleh manusia yang memungkinkan mampu menjadi manusia, tetapi itu
memerlukan suatu sebab, yaitu pendidikan.Contohnya, dalam aspek kesusilaan,
manusia diharap mampu berperilaku sesuai dengan norma-norma moral dan
nilai-nilai moral yang diakui.Ini adalah salah satu tujuan pendidikan atau
sosok manusia ideal berkenaan dengan dimensi moralitas.Apakah manusia dapat
atau mungkin dididik untuk mencapai tujuan tersebut?Jawabannya adalah dapat
atau mungkin, sebab manusia memiliki potensi untuk berbuat baik.
2.
Asas Dinamika
Manusia selalu aktif baik dalam
aspek fisiologik maupun spiritualnya.Ia selalu ingin mengejar segala hal yang
lebih dari apa yang telah mereka dapatkan. Ia berusaha mengaktualisasikan diri
menjadi manusia yang ideal, baik dalam rangka interaksi atau komunikasinya.
Jadi tujuan dari sudut pendidik, pendidikan dilakukan dalam rangka membantu
manusia (peserta didik) agar menjadi manusia ideal. Di pihak lain manusia itu
sendiri memiliki dinamika untuk menjadi manusia ideal. Karena itu, dimensi
dinamika mengiplikasikan bahwa manusia akan mampu untuk dididik.
3.
Asas Individualitas
Individu antara lain memiliki
kesendirian, ia berbeda dengan yang lainnya yang memiliki keinginan untuk
menjadi dirinya sendiri. Pendidikan dilaksanakan untuk membantu manusia dalam mengaktualisasikan
atau mewujudkan dirinya.
4.
Asas Sosialitas
Manusia itu makhluk sosial yang
selalu membutuhkan orang lain. Dengan kehidupan bersama dengan sesamanya akan
terjadi hubungan timbal baalik. Kenyataan ini memberikan kemingkinan manusia
untuk dapat dididik.Sebab, pendidikan itu dapat disampaikan melalui interaksi
antar sesama manusia dan dari interaksi itulah manusia dapat belajar secara
langsung.
5.
Asas Moralitas
Manusia memiliki kemampuan untuk
membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, karena pada dasarnya manusia
memiliki potensi untuk berperilaku baik atau buruk. Pendidikan hakikatnya
bersifat normatif, artinya dilaksanakan dalam nilai dan sistem tertentu serta
diarahkan untuk menjadi manusia yang ideal, yaitu manusia yang sesuai dengan nilai
atau norma yang bersumber dari agama maupun budaya yang diakui.
Pendidikan pada dasarnya adalah proses komunikasi yang
didalamnya mengandung transformasi pengetahuan, nilai-nilai dan
ketrampilan-ketrampilan, di dalam dan di luar sekolah yang berlangsung
sepanjang hayat, dari generasi ke generasi (Dwi Siswoyo, 2008: 25). Dari
pengertian di atas dapat diartikan bahwa hampir dari seluruh kegiatan manusia
mulai dari lahir, hingga akhir hayat, dengan menggunakan komunikasi antar
manusia untuk menciptakan dan saling menukar pengetahuan, nilai-nilai dan
keterampilan, sejatinya adalah juga sebuah pendidikan. Pendidikan dapat pula
diartikan dari berbagai sudut pandang yaitu:
1. Pendidikan berwujud sebagai suatu sistem, yaitu
pendidikan dipandang sebagai keseluruhan gagasan terpadu yang mengatur usaha-usaha sadar untuk
membina seseorang mencapai harkat kemanusiaannya secara utuh.
2. Pendidikan berwujud sebagai suatu proses, yaitu
pendidikan dipandang sebagai pelaksana usaha-usaha untuk mencapai tujuan
tertentu dalam rangka mencapai harkat kemanusiaannya secara utuh.
3. Pendidikan berwujud sebagai hasil, yaitu
pendidikan dipandang sebagai sesuatu yang telah dicapai atau dimiliki seseorang
setelah proses pendidikan berlangsung.
Tujuan
pendidikan secara luas antara lain adalah untuk meningkatkan kecerdasan,
membentuk manusia yang berkualitas, terampil, mandiri, inovatif, dan dapat
meningkatkan keimanan dan ketakwaan.Oleh karena itu, pendidikan sangat
diperlukan oleh manusia untuk dapat melangsungkan kehidupan sebagai makhluk
individu, sosial dan beragama.Di sinilah peran lembaga pendidikan baik formal
maupun non formal untuk membantu masyarakat dalam mewujudukan tujuan pendidikan
yang telah disampaikan di atas, melalui pendidikan sepanjang hayat, manusia
diharapkan mampu menjadi manusia yang terdidik. Agar terwujudnya tujuan
pendidikan diatas, diperlukan patokan dan kerangka agar dalam pelaksanaannya,
proses pendidikan berjalan lurus sesuai dengan tujuan dan tidak melenceng dari
apa yang telah ditetapkan. Untuk itulah diperlukan landasan dan asas-asas
pendidikan nasional yang dapat dijadikan patokan bagi semua lembaga pendidikan
formal maupun non formal dalam memberikan pendidikan dan pengajaran bagi para
siswanya.Landasan dan Asas pendidikan sangat penting, karena pendidikan
merupakan pilar utama terhadap pengembangan manusia dan masyarakat suatu bangsa
tertentu. Landasan pendidikan akan memberi pijakan dan arah terhadap pembentukan
manusia Indonesia. Sedangkan asas – asas pokok pendidikan akan memberi corak
khusus dalam penyelenggaraan pendidikan dan pada gilirannya memberi corak pada
hasil-hasil pendidikan itu yakni manusia dan masyarakat Indonesia yang terdidik
dan beradab
apa yang telah ditetapkan. Untuk itulah diperlukan
landasan dan asas-asas pendidikan nasional yang dapat dijadikan patokan bagi
semua lembaga pendidikan formal maupun non formal dalam memberikan pendidikan
dan pengajaran bagi para siswanya.Landasan dan Asas pendidikan sangat penting,
karena pendidikan merupakan pilar utama terhadap pengembangan manusia dan
masyarakat suatu bangsa tertentu. Landasan pendidikan akan memberi pijakan dan
arah terhadap pembentukan manusia Indonesia. Sedangkan asas – asas pokok pendidikan
akan memberi corak khusus dalam penyelenggaraan pendidikan dan pada gilirannya
memberi corak pada hasil-hasil pendidikan itu yakni manusia dan masyarakat
Indonesia yang terdidik dan beradab.
A. PENERAPAN
ASAS-ASAS PENDIDIKAN
ada dua asas-asas utama yang menjadi acuan pelaksanaan pendidikan, yakni:
(1) Asas
Belajar Sepanjang Hayat.
(2)
Asas Tut Wuri Handayani.
Untuk memberi gambaran bagaimana penerapan asas-asas tersebut di atas berturut-turut akan dibicarakan:
(1) keadaan yang
ditemui sekarang,
(2) permasalahan
yang ada.
(3) pengembangan
penerapan asas-asas pendidikan.
1. Keadaan
yang Ditemui Sekarang
Dalam kaitan asas belajar sepanjang hayat, dapat dikemukakan beberapa keadaan yang ditemui sekarang:
(1) usaha pemerintah memperluas kesempatan
belajar telah mengalami peningkatan. Terbukti dengan semakin banyaknya peserta
didik dari tahun ke tahun yang dapat ditampung baik dalam lembaga pendidikan
formal, non formal, dan informal; berbagai jenis pendidikan; dan berbagai
jenjang pendidikan dari TK sampai perguruan tinggi,
(2) usaha pemerintah dalam pengadaan dan
pembinaan guru dan tenaga kependidikan pada semua jalur, jenis, dan jenjang
agar mereka dapat melaksanakan tugsnya secara proporsional. Dan pada gilirannya
dapat meningkatkan kualitas hasil pendidikan di seluruh tanah air. Pembinaan
guru dan tenaga guru dilaksanakan baik didalam negeri maupun diluar negeri ,
(3) usaha pembaharuan kurikulum dan
pengembangan kurikulum dan isi pendidikan agar mampu memenuhi tantangan
pembangunan manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas melalui pendidikan,
(4) usaha pengadaan dan pengembangan sarana
dan prasarana yang semakin meningkat: ruang belajar, perpustakaan, media
pengajaran, bengkel kerja, sarana pelatihan dan ketrampilan, sarana pendidikan
jasmani,
(5) pengadaan
buku ajar yang diperuntukan bagi berbagai program pendidikan masyarakat yang
bertujuan untuk:
(a)
meningkatkan sumber penghasilan keluarga secara layak dan hidup bermasyarakat
secara berbudaya melalui berbagai cara belajar,
(b) menunjang tercapainya tujuan pendidikan
manusia seutuhnya,
(7) usaha pengadaan berbagai program
pembinaan generasi muda: kepemimpinan dan ketrampilan, kesegaran jasmani dan
daya kreasi, sikap patriotisme dan idealisme, kesadaran berbangsa dan
bernegara, kepribadian dan budi luhur,
(8) usaha pengadaan berbagai program
pembinaan keolahragaan dengan memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada
anggota masyarakat untuk melakukan berbagai macam kegiatanolahraga untuk
meningkatkan kesehatan dan kebugaran serta prestasi di bidang olahraga,
(9) usaha pengadaan berbagai program
peningkatan peran wanita dengan memberikan kesempatan seluas-luasnya dalam
upaya mewujudkan keluarga sehat, sejahtera dan bahagia; peningkatan ilmu
pngetahuan dan teknologi, ketrampilan serta ketahanan mental.
Sesuai dengan uraian di atas, maka secara singkat pemerintah secara lintas sektoral telah mengupayakan usaha-usaha untuk menjawab tantangan asas pendidikan sepanjang hayat dengan cara pengadaan sarana dan prasarana, kesempatan serta sumber daya manusia yang menunjang.
Dalam kaitan penerapan asas Tut Wuri Handayani, dapat dikemukakan beberapa keadaan yang ditemui sekarang, yakni
Sesuai dengan uraian di atas, maka secara singkat pemerintah secara lintas sektoral telah mengupayakan usaha-usaha untuk menjawab tantangan asas pendidikan sepanjang hayat dengan cara pengadaan sarana dan prasarana, kesempatan serta sumber daya manusia yang menunjang.
Dalam kaitan penerapan asas Tut Wuri Handayani, dapat dikemukakan beberapa keadaan yang ditemui sekarang, yakni
(1) peserta didik mendapat kebebasan untuk
memilih pendidikan dan ketrampilan yang diminatinya di sema jenis, jalur, dan
jenjang pendidikan yang disediakan oleh pemerintah sesuai peran dan profesinya
dalam masyarakat. Peserta didik bertanggung jawab atas pendidikannya sendiri,
(2) peserta didik mendapat kebebasan untuk
memilih pendidikan kejuruan yang diminatinya agar dapat mempersiapkan diri
untuk memasuki lapangan kerja bidang tertentu yang diinginkannya,
(3) peserta didik memiliki kecerdasan yang
luar biasa diberikan kesempatan untuk memasuki program pendidikan dan
ketrampilan sesuai dengan gaya dan irama belajarnya,
(4) peserta didik yang memiliki kelainan
atau cacat fisik atau mental memperoleh kesempatan untuk memilih pendidikan dan
ketrampilan sesuai dengan cacat yang disandang agar dapat bertumbuh menjadi
manusia yang mandiri,
(5) peserta didik di daerah terpencil
mendapat kesempatan untuk memperoleh pendidikan dan ketrampilan agar dapat
berkembang menjadi manusia yang memiliki kemampuan dasar yang memadai sebagai
manusia yang mandiri, yang beragam dari potensi dibawah normal sampai jauh
diatas normal (Jurnal Pendidikan,1989)
2. Masalah Peningkatan Mutu Pendidikan
Kebijakan peningkatan mutu pendidikan tidak harus dipertimbangkan dengan kebijaksanaan pemerataan pendidikan.Karena peningkatan kualitas pendidikan harus diimbangi dengan peningkatan kualitas pendidikan. Pendidikan bertujuan membangun sumber daya manusia yang mutunya sejajar dengan mutu sumber daya manusia negara lain.
Pemerintah
mengusahakan berbagai cara dalam upaya peningkatan mutu pendidikan, antara
lain:
(1) Pembinaan guru dan tenaga pendidikan di
semua jalur, jenis, dan jenjang pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan,
(2)
Pengembangan sarana dan prasarana
sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi,
(3) Pengembangan kurikulum dan isi pendidikan
sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi serta pengembangan nilai-nilai
budaya bangsa,
(4) Pengembangan buku ajar sesuai dengan
tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta perkembangan budaya
bangsa.
Sesuai dengan uraian diatas secara singkat dapat dikemukakan: dalam menghadapi masalah peningkatan sumber daya manusia sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pemerintah telah dan sedang mengupayakan peningkatan: mutu guru dan tenaga kependidikan, mutu sarana dan prasarana pendidikan, mutu kurikulum dan isi kurikulum sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta perkembangan nilai-nilai budaya bangsa.
Sesuai dengan uraian diatas secara singkat dapat dikemukakan: dalam menghadapi masalah peningkatan sumber daya manusia sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pemerintah telah dan sedang mengupayakan peningkatan: mutu guru dan tenaga kependidikan, mutu sarana dan prasarana pendidikan, mutu kurikulum dan isi kurikulum sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta perkembangan nilai-nilai budaya bangsa.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan :
M.J. Langeveld yang memandang manusia sebagai
'animal educandum' yang mengandung makna bahwa manusia merupakan mahkluk yang
perlu atau harus dididik. Manusia merupakan makhluk yang perlu di didik, karena
manusia pada saat dilahirkan kondisinya sangat tidak berdaya sama sekali.
Seorang bayi yang baru dilahirkan, berada dalam kondisi yang sangat memerlukan
bantuan, ia memiliki ketergantungan yang sangat besar. Padahal nanti kelak
kemudian hari apabila ia telah dewasa akan mempunyai tugas yang besar yakni
sebagai khalifah dimuka bumi. Kondisi seperti ini jelas sangat memerlukan
bantuan dari orang yang ada disekitarnya.Bantuan yang diberikan itulah awal
kegiatan pendidikan. Sesuai dengan tugas yang akan diembannya nanti dikemudian
hari, dibalik ketidakberdayaan atau ketergantungan yang lebih dari binatang.
Hanya kemampuan-kemampuan tersebut masih tersembunyi, masih merupakan
potensi-potensi yang perlu dikembangkan.Disinilah perlunya pendidikan dalam
rangka mengaktualisasikan potensi-potensi tersebut, sehingga menjadi kemampuan
nyata.Dengan bekal berbagai potensi itulah manusia dipandang sebagai mahkluk
yang dapat di didik.Bertolak dari pandangan tersebut, secara implicit terlihat
pula bahwa tidak mungkin manusia dipandang sebagai mahkluk yang harus di didik,
apabila manusia bukan mahkluk yang dapat di didik.
If you're looking to lose pounds then you certainly need to try this totally brand new personalized keto meal plan diet.
BalasHapusTo create this keto diet service, licensed nutritionists, personal trainers, and professional chefs joined together to produce keto meal plans that are powerful, decent, cost-efficient, and enjoyable.
Since their first launch in early 2019, 100's of individuals have already remodeled their figure and health with the benefits a professional keto meal plan diet can provide.
Speaking of benefits; in this link, you'll discover eight scientifically-confirmed ones provided by the keto meal plan diet.